Membalas Rasa Sakit
Pada suatu kondisi, seseorang telah bersikap yang membuat saya tidak nyaman. Karena merasa direndahkan dan sakit hati, saya membalas rasa sakit itu.
Ternyata, apa yang saya peroleh setelahnya bukanlah penyelesaian atas masalah tersebut. Orang tersebut bukannya memperbaiki sikap, malah dia bersikap semakin menjadi-jadi untuk menunjukkan keberadaannya.
Melihat kejadian ini, setelah saya membalasnya, saya merasa bahwa saya tidak ada bedanya dengan dia yang menunjukkan sikap merendahkan saya.
Selain itu, setelah membalas rasa sakit hati saya, ternyata ada masalah baru. Apa itu? Orang yang saya balas tadi akan mengetahui kalau saya orang yang tidak baik. Akhirnya, muncul masalah baru.
Saya merasa bersalah setelah membalas rasa sakit hati itu. Akhirnya, saya mengetahui kalau saja tadi cukup diam, tidak membalasnya, itu akan jauh lebih baik.
Perbuatan membalas rasa sakit bukanlah pilihan baik. Tak peduli berapa dalam sakit yang Anda rasakan, jangan pernah berusaha membalas. Dengan membalas, itu belum tentu menyelesaikan masalah, malah sebaliknya memunculkan masalah baru.
Dalam artikel medcom.id, Womanitely melansir enam alasan mengapa Anda tak usah membalas perlakuan orang yang menyakiti Anda:
1. Menunjukkan Anda orang yang baik
2. Melembutkan sikap
3. Terhindar dari rasa bersalah
4. Merasa diri Anda orang baik
5. "Bunuh" mereka dengan kebaikan Anda
6. Mengubah perilaku kasar mereka terhadap Anda
Memang, tak mudah bersikap baik dan ramah terhadap orang-orang yang pernah menyakiti. Butuh kebesaran jiwa dan lapang dada. Kita yang sudah mengetahui hal ini, rasanya perlu memulai agar dapat menebarkan kebaikan bagi orang di sekitar kita.
SMK Tunas Bangsa Tawangsari, 24/02/2022
Komentar
Posting Komentar