Nahkoda yang Hebat

"Seorang nahkoda yang hebat tidak akan lahir dari ombak yang tenang." Kira-kira kalimatnya seperti itu yang disampaikan oleh Kak R. Warsito selaku Ka Gudep Putra Racana Yogi Praja Parang Garuda yang berpangkalan di Universitas Widya Dharma Klaten tempat saya kuliah dulu.
Saking cintanya dengan Pramuka, saya pun masih mengikuti kegiatan tersebut hingga di perguruan tinggi. Banyak teman yang mengejek saya, "Sudah jadi mahasiswa masih ikut Pramuka." Saya tidak menanggapinya dengan kata-kata, meskipun dalam hati saya sempat bergejolak.

Saya menganggap itu sebagai warna kehidupan, ada yang mengganggu dan ada yang membantu.

Saat kegiatan penerimaan anggota baru itulah, Kak Warsito menyampaikan bahwa seorang nahkoda itu tidak lahir dari ombak yang tenang. Nahkoda yang mengarungi samudra itu tidak ada bedanya dengan mahasiswa yang mengikuti kegiatan Pramuka ini. Kegiatan Pramuka itu ibarat ombak. Ombak itu akan melatih kalian menjadi orang yang hebat. Saya mencoba menemukan maknanya.

Waktu itu, saya berpikir bahwa orang yang sukses itu perlu perjuangan. Dia harus memiliki ilmu. Untuk mendapatkan ilmu, dia harus mau belajar baik secara formal maupun non formal. Dapat ilmu tidak hanya dari kuliah, tetapi juga dari organisasi mahasiswa, UKM Pramuka.

Untuk menjadi sukses, seseorang harus memiliki keterampilan. Keterampilan itu tidak hanya yang menghasilkan materi pada saat itu, tetapi keterampilan yang bisa menyelesaikan masalah di masa depan. Di UKM Pramuka, mahasiswa dilatih manajemen kepemimpinan, berorganisasi, kepedulian sosial, merencanakan kegiatan dan lain sebagainya.

Kemudian, sikap yang dimiliki oleh orang sukses itu memang beda dengan kebanyakan orang. Beda dalam arti yang positif. Saat temannya bersantai, dia masih harus serius. Saat temannya melanggar aturan, dia mematuhinya norma-norma yang berlaku.

Sehingga, ketika kita mendapati ombak saat berlayar, jangan mengeluh. Hadapi dan atur strategi agar bisa berlabuh dengan 
selamat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

9 Strategi Budaya Literasi Ketika Koleksi Buku di Perpustakaan Sekolah Terbatas

Pantai

Pengajaran Sesuai dengan Tingkat Kemampuan