Menghabiskan THR
Kira-kira diantara pembaca blog ini masihkah ada yang menghabiskan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk membeli gawai baru, pakaian baru, dan hidangan lebaran bermerk untuk meja ruang tamu.
Ada kebahagiaan tersendiri ketika seseorang memiliki gawai baru yang bisa ditunjukkan atau kalau boleh jujur dipamerkan ke tetangga, teman masa kecil, dan teman sekolah. Kondisi ini banyak terjadi di sekitar kita. Bagaimana dengan kita? Bebas mau berkomentar apa.
Soal pakaian baru? Jangan ditanya. Sudah membudaya sejak dulu. Menjelang hari lebaran, orang tua kebanyakan membelikan baju baru untuk dipakai di hari raya Idulfitri.
Apa lagi hidangan lebaran di meja ruang tamu. Kemampuan menyajikan makanan bermerk menjadi kebanggaan tersendiri. Bangga memberikan hidangan yang terbaik untuk tamu karena agama kita memang harus memberi yang terbaik. Ada juga ingin menunjukkan kemampuan keluarga.
Terlepas apapun alasannya, hendaknya bijak merayakan hari raya Idulfitri. Mengganti gawai hanya saat benar-benar butuh. Membeli pakaian bukanlah keharusan. Agama mengajarkan untuk mengenakan pakaian terbaik pada hari raya, bukan pakaian terbaru. Soal hidangan lebaran secukupnya saja, tidak berlebihan.
Konsumtif untuk merayakan lebaran dengan THR rasanya kurang tepat. Dampaknya bisa tidak baik. Honor bulanan, tabungan, hingga THR bisa habis kalau kita tidak bisa mengontrol diri. Jangan sampai kita sedih, banyak beban pikiran, karena uang habis setelah lebaran. Selain itu, bisa mengurangi semangat, kurang bersyukur untuk kembali bekerja.
Sebenarnya perayaan hari raya Idulfitri untuk merayakan kemenangan mengalahkan hawa nafsu di bulan Ramadan untuk menjadi pribadi takwa. Bukan menghambur-hamburkan uang untuk pamer.
SMK Tunas Bangsa Tawangsari, 26/04/2022
Komentar
Posting Komentar