Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

Guru Aini

Gambar
“Ini persamaan hidupku sekarang, Bu,” Desi menyodorkan buku catatan ke tengah meja. Bu Amanah, yang juga guru matematika tersenyum getir melihat persamaan garis lurus dengan variabel-variabel yang didefinisikan sendiri oleh Desi. x1: pendidikan, x2: kecerdasan. Yang menarik perhatiannya adalah konstanta a: pengorbanan. “Pendidikan memerlukan pengorbanan, Bu. Pengorbanan itu nilai tetap, konstan, tak boleh berubah” Konon, berdasarkan penelitian antah berantah, umumnya idealisme anak muda yang baru tamat dari perguruan tinggi bertahan paling lama 4 bulan.  Setelah itu mereka akan menjadi pengeluh, penggerutu, dan penyalah seperti banyak orang lainnya, lalu secara menyedihkan terseret arus deras sungai besar rutinitas dan basa-basi birokrasi lalu tunduk patuh pada sistem yang buruk. Dalam kenyataan hidup seperti itu, seberapa jauh Desi berani mempertahankan idealismenya menjadi guru matematika di sekolah pelosok? “Stunningly beautiful, highly intelligent, sangat perlu diba...

Kenapa Lulus SMP Harus Melanjutkan ke SMK

Tinggal beberapa bulan lagi, para siswa kelas 9 SMP (Sekolah Menengah Pertama) akan lulus. Tak jarang, mereka dihadapkan dengan kebimbangan untuk melanjutkan sekolah. Mereka akan melanjutkan ke SMA (Sekolah Menengah Atas), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) atau pondok pesantren. Dari ketiga pilihan itu, semuanya memiliki kelebihannnya masing-masing. Tentunya, pilihan dapat ditetapkan setelah ada diskusi dengan orang tua, mengikuti keinginan orang tua, atau mengikuti teman dekat. Pada postingan kali ini, saya akan membagikan alasan kenapa siswa kelas 9 harus melanjutkan ke SMK. Melanjutkan pendidikan ke SMK setelah lulus SMP memiliki beberapa manfaat, antara lain: 1. Mendapatkan keterampilan dan keahlian Di SMK, siswa akan mendapatkan pelajaran yang lebih fokus pada keterampilan dan keahlian praktis dalam bidang tertentu. Hal ini memungkinkan siswa untuk memiliki kompetensi dan keahlian yang dapat digunakan untuk bekerja di bidang yang spesifik. 2. Meningkatkan peluang kerja Dengan memili...

Enam Cara Menyikapi Teman Kerja Senior yang Tidak Disiplin

Namanya tempat kerja, pasti ada yang berbagai macam usia teman kerja. Ada yang usianya lebih tua (senior) dibandingkan dengan kita. Ada yang usianya lebih muda (junior) dibandingkan dengan kita. Kemudian, mungkin dijumpai di tempat kerja teman kerja yang senior justru memberikan contoh yang tidak baik, tidak disiplin, di tempat kerja. Saat yang muda, mau mengingatkan, takut salah omong. Bagaimanapun juga, yang namanya tidak disiplin di tempat kerja harus diingatkan. Kalau dibiarkan bisa berdampak buruk bagi teman kerja yang lain dan mungkin yang paling buruk adalah berdampak tidak baik bagi perusahaan. Mengingatkan teman kerja yang lebih senior bisa menjadi situasi yang sensitif dan memerlukan pendekatan yang tepat. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan: 1. Gunakan Bahasa yang Sopan Pastikan Anda menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati senior Anda. Hindari bahasa yang terlalu keras atau menyalahkan. 2. Fokus Pada Perilaku Bukan Pada Orang Alihkan perhatian pada perilaku yang ...

Jam 3 Pagi

"Astaghfirullaah ..." ucap Romi terkejut. Orang yang dia sentuh pundaknya terjatuh. Dia pikir orang yang dia sentuh itu meninggal sebab tampak kaku. Ternyata, orang itu hanya tertidur saat duduk bersila di mushola stasiun. Orang itu terbangun dan menatap Romi dengan wajah bingung. Dalam hatinya mungkin berkata, "Siapa orang ini?" Setelah sepenuhnya tersadar, orang itu bertanya kepada Romi, "Ada apa, mas?" "Maaf, pak. Dari sebelum saya salat Isya sampai selesai bapak tidak bergerak, duduk bersila di situ. Saya pikir bapak kenapa?" jawab Romi. "Saya tertidur setelah berdzikir tadi." "Oiya, pak. Bapak mau kemana?" "Saya mau ke Klaten. Kalau kamu, nak?" "Ini saya mau main ke rumah teman saya, Candra. Di Ngawi." "Bapak naik kereta yang jam berapa?" tanya Candra. "Jam 8." "Berarti kita naik kereta yang sama. Ayo, pak kita ke ruang tunggu bareng!" ajak Candra kepada bapak itu. Tak lam...